
Kenapa pemikiran Almarhum Djohan Effendi begitu penting dengan situasi sosial-politik saat ini?
Awalnya saya pribadi tidak begitu mengenal secara mendalam pemikiran
nya. Semasa masih kuliah saya mengenal namanya sebagai salah satu inisiator gerakan pluralisme / keagamaan bersama Alm. Gus Dur dan Nurcholis Madjid.
Ketika seorang teman memberikan undangan acara Peluncuran Buku "Djohan Effendi, Cerita Para Sahabat" saya tertarik mengenal almarhum lebih dalam.
Pada masa Orde Baru, Djohan Effendi pernah menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Agama (1998 -2000).
Djohan Effendy dikenal secara luas sejak diangkat oleh Menteri Sekretaris Negara oleh Alm. Gus Dur. Melalui tulisan kesaksian para sahabat yang mengenal alm. Djohan Effendi kita diajak kembali menelusuri butir - butir pemikiran dan perjuangan menegakkan keberagaman.
Alm. Djohan Effendi sangat konsen dalam memperjuangkan hak - hak beribadah pemeluk agama minoritas, yakni Konghucu dan penghayat keyakinan. Masa Orde Baru, Konghucu belum diakui oleh negara, sejak Alm. Gus Dur baru mendapat pengakuan. Pada masa itu Alm. Djohan Effendi seakan menentang kehendak rezim, meski dirinya seorang PNS tetap memperjuangkan aliran - aliran keagamaan ini.
Dalam acara peluncuran buku tersebut, seorang wakil penganut Sunda Wiwitan menceritakan, Alm. Djohan Effendi beberapa menyambangi kegiatan komunitas mereka.
Misi dan perjuangan Djohan Effendi perlu diteladani oleh generasi muda. Terlebih pada saat ini NKRI terancam oleh gerakan - gerakan yang ingin merusak kebangsaan kita. Pemikiran Djohan Effendi sangat kontekstual untuk saat ini, kepedulian, konsistensi dan cita - citanya membangun Indonesia Raya dengan wajah kebhinekaan.
Acara peluncuran buku Almarhum Djohan mengingatkan kita semua di tahun politik ini untuk tetap menjaga keutuhan NKRI. Kita boleh berbeda pendapat dan keyakinan, namun kita semua bersaudara dan satu bangsa, yakni Indonesia.
Labels: sosial