Satu Periode Tidak Cukup Membangun Indonesia



Dalam sebuah acara diskusi yang dilakukan oleh lembaga survei opini publik, "Kedai Kopi" di bilangan Jalan Juanda Jakarta, saya bertemu berjumpa Haji Datuk Sweida Z.

Ketika pembawa acara memperkenalkan sosok Haji Datuk sebagai Ketua Umum (Presiden) Asosiasi alumni Jesuit Indonesia, saya tertarik untuk berbincang lebih dalam dengan Haji  Datuk.

Saya sedikit penasaran, dengan sosok Haji Datuk seorang Muslim yang menjadi Ketua Umum sebuah perkumpulan alumni sekolah Katholik Ordo Jesuit.

Saat menyapa dan berkenalan dengan Haji Datuk, saya merasakan pribadinya yang ramah, "humble" dan bersahaja. Setelah berbincang - bincang lebih jauh, saya baru tahu Haji Datuk seorang pengusaha di bidang Radiologi, Sarjana Hukum dari UGM 1977, alumni SMA Kolose De Britto Yogyakarta tahun 1973.

Satu hal lagi, Haji Datuk adalah relawan militan dari Presiden Joko Widodo sejak mencalon diri sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai menjadi RI I. Meski begitu, Haji Datuk berkomitmen hanya mendukung Presiden Joko Widodo karena melihat sosoknya yang baik bagi Indonesia.

Setelah hiruk - pikuk kontestasi politik di Pilkada dan Pilpres, Haji Datuk kembali menekuni aktifitas rutinnya sebagai pengusaha. Di sebuah restoran kawasan Duren Tiga, Pasar Minggu Jakarta saya berusaha menggali alasan - alasan dan harapannya untuk Indonesia, konteknya dalam tahun politik. Kenapa Presiden Joko widodo Harus 2 Periode

Alasan mendukung Presiden Joko Widodo ?

Saya percaya Pak Jokowi orang baik, sejak awal mendukung mulai beliau mencalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saya dan kawan - kawan sudah menjadi relawan secara militan dan terus - menerus.

Karena keyakinan kami beliau itu orang baik, punya visi baik untuk pembangunan Jakarta waktu itu, dan sekarang untuk pembangunan Indonesia.

Kenapa Pak Jokowi harus 2 periode ?

Kita harus berpikir untuk memberikan kesempatan kepada Pak Jokowi melanjutkan. Satu periode sudah pasti tidak cukup membangun Indonesia yang begitu tertinggal, terbelakang.

Kita tahu bahwa sampai hari ini, selama puluhan tahun Indonesia Merdeka, pembangunan adanya di bagian barat. Bagian timur Indonesia sangat tertinggal, baru pada jaman Pak Jokowi inilah Indonesia timur mendapat perhatian lebih dari Indonesia bagian barat.

Kita bisa melihat seperti apa sibuknya beliau membangun Papua dan sekitarnya.

Kelebihan  dan kekurangan Pak Jokowi dengan Capres lain ?

Kelebihan Capres lain belum bisa kita jabarkan, kalau bicara yang potensial, terlalu banyak yang potensial.

Paling tidak yang merasa dirinya potensial. Kalau kita melihat Pilpres lalu, hanya satu Capres potensial yaitu Pak Prabowo, atau orang yang akan dicalonkan Pak Prabowo. Calon lainnya belum ada, kalau pun ada yang mencalonkan dirinya itu hanya untuk "bergenit - genit" saja.

Lebih tepatnya mereka menawarkan dirinya sebagai Cawapres. Siapapun Cawapres dari Pak Jokowi atau Pak Prabowo akan menjadi putra mahkota di Pilpres 2024.

Saya mengamati, alangkah indahnya kalau Pak Prabowo saat ini tidak perlu mengajukan dirinya, sehingga rakya mempunyai alternatif lain. Sebab putra terbaik bangsa ini cukup banyak, Pak Prabowo sudah membuktikan kalau mendukung orang lain lebih berhasil daripada mencalonkan dirinya. (Pak Jokowi dan Pak Anies sukses menjadi DKI Jakarta I antara lain karena didukung Pak Prabowo).

Mungkin kalau beliau mendukung orang lain menjadi presiden, "Insya Allah" akan lebih baik. Lebih "simpel" lagi, Pak Jokowi akan lebih hebat kalau Pak Prabowo yang mendukung juga sebagai Presiden yang akan datang. Indah sekali kalau Pak Jokowi didukug oleh Pak Prabowo.




Kelebihan dan Kekurangan Pak Jokowi sebagai Presiden ?

Kelebihannya hanya satu, "simpel" sekali, dia itu pekerja. Pekerja keras itu kelebihan Pak Jokowi, dia tidak berbasa - basi, tidak suka segala macam "protokoler", betul -betul dia seorang pekerja keras, dan sudah dibuktikan dengan baik sekali.

Selama 3 tahun pertama ini seperti apa pembangunan Indonesia bagian timur dan seperti apa pembangunan yang diteruskan oleh Pak Jokowi. Dia melakukan pekerjaan yang tertinggal, mungkin ide - ide itu bukan murni dari Pak Jokowi  tapi dari Presiden - Presiden lalu.

Sekarang Pak Jokowi yang melaksanakan dengan baik sekali. Presiden - Presiden terdahulu mungkin seorang "thinker" yang meletakan pemikiran, rencana tapi tidak ada eksekusinya. Sekarang Pak Jokowi mengeksekusi dengan sempurna dan baik.

Soal kekurangan Pak Jokowi, setiap manusia ada kekurangannya, soal selera kita masing - masing mengomentarinya. Bermacam - macam orang komentar seperti beliau "ndheso" segala macam.

Secara pribadi saya "comfortable" dengan gaya Pak Jokowi, saya menyukai gaya dia seperti itu saat ini, kekurangannya bagi saya sudah bisa saya "eliminir".

Potensi ancaman terhadap Pak Jokowi ?

Entah kenapa saya tidak habis pikir, masyarakat kita lebih suka bergunjing, orang rajin bergunjing daripada kerja, lebih suka mengatai orang kerja buat kita.

Saya tidak habis pikir, kenapa rakyat kita senang melakukan hal - hal seperti itu, kenapa tidak bisa berpikir lebih positif, lebih baik untuk NKRI ini. Kita semua harus jujur seberapa besar tekanan terhadap Pak Jokowi.

Apapun yang terjadi kita coba atas bersama - sama karena yang mereka lakukan masih dalam koridor warga negara. Haknya dilindungi oleh UU, kalau sudah melewati batas hukum, Presiden harus turun tangan.

Bagaimanapun negara kita adalah negara hukum, selama berpegang pada hukum "Insya Allah" semua akan selamat untuk NKRI ini. Karena sangat sulit sekali menyatukan NKRI ini kala kita tidak mau berpikir bersama - sama.

NKRI terdiri dari bermacam - macam suku, bahasa, itu harus kita satukan, itulah pesan dari para "founding father" kita.

Cara yang baik mendukung Pak Jokowi ?

Selalu kita sampaikan kepada rakyat Indonesia bahwa Pak Jokowi orang baik, mau bekerja untuk kita semua. Tidak usah muluk - muluk, tidak usah macam - macam, kita buktikan saja.

Tunjukkan bukti yang sudah dilakukan oleh Pak Jokowi dan jangan bosen - bosen terus - menerus menyampaikan hal itu secara baik. Kita tidak perlu mengikuti apa yang dilakukan oposisi kepada Pak Jokowi. Kita jangan ragu - ragu menyampaikan segala kebaikan, segala hasil kerja keras dari Pak Jokowi.



Labels:

body { background:#aba; margin:0; padding:20px 10px; text-align:center; font:x-small/1.5em "Trebuchet MS",Verdana,Arial,Sans-serif; color:#333; font-size/* */:/**/small; font-size: /**/small; } /* Page Structure ----------------------------------------------- */ /* The images which help create rounded corners depend on the following widths and measurements. If you want to change these measurements, the images will also need to change. */ @media all { #content { width:740px; margin:0 auto; text-align:left; } #main { width:485px; float:left; background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:15px 0 0; padding:0 0 10px; color:#000; font-size:97%; line-height:1.5em; } #main2 { float:left; width:100%; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 0 0; } #main3 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/rails_main.gif") repeat-y; padding:0; } #sidebar { width:240px; float:right; margin:15px 0 0; font-size:97%; line-height:1.5em; } } @media handheld { #content { width:90%; } #main { width:100%; float:none; background:#fff; } #main2 { float:none; background:none; } #main3 { background:none; padding:0; } #sidebar { width:100%; float:none; } } /* Links ----------------------------------------------- */ a:link { color:#258; } a:visited { color:#666; } a:hover { color:#c63; } a img { border-width:0; } /* Blog Header ----------------------------------------------- */ @media all { #header { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 0; padding:8px 0 0; color:#fff; } #header div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #header { background:#456; } #header div { background:none; } } #blog-title { margin:0; padding:10px 30px 5px; font-size:200%; line-height:1.2em; } #blog-title a { text-decoration:none; color:#fff; } #description { margin:0; padding:5px 30px 10px; font-size:94%; line-height:1.5em; } /* Posts ----------------------------------------------- */ .date-header { margin:0 28px 0 43px; font-size:85%; line-height:2em; text-transform:uppercase; letter-spacing:.2em; color:#357; } .post { margin:.3em 0 25px; padding:0 13px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px 0; } .post-title { margin:0; font-size:135%; line-height:1.5em; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow.gif") no-repeat 10px .5em; display:block; border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; padding:2px 14px 2px 29px; color:#333; } a.title-link, .post-title strong { text-decoration:none; display:block; } a.title-link:hover { background-color:#ded; color:#000; } .post-body { border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; border-bottom-color:#fff; padding:10px 14px 1px 29px; } html>body .post-body { border-bottom-width:0; } .post p { margin:0 0 .75em; } p.post-footer { background:#ded; margin:0; padding:2px 14px 2px 29px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px; border-bottom:1px solid #eee; font-size:100%; line-height:1.5em; color:#666; text-align:right; } html>body p.post-footer { border-bottom-color:transparent; } p.post-footer em { display:block; float:left; text-align:left; font-style:normal; } a.comment-link { /* IE5.0/Win doesn't apply padding to inline elements, so we hide these two declarations from it */ background/* */:/**/url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } html>body a.comment-link { /* Respecified, for IE5/Mac's benefit */ background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } .post img { margin:0 0 5px 0; padding:4px; border:1px solid #ccc; } blockquote { margin:.75em 0; border:1px dotted #ccc; border-width:1px 0; padding:5px 15px; color:#666; } .post blockquote p { margin:.5em 0; } /* Comments ----------------------------------------------- */ #comments { margin:-25px 13px 0; border:1px dotted #ccc; border-width:0 1px 1px; padding:20px 0 15px 0; } #comments h4 { margin:0 0 10px; padding:0 14px 2px 29px; border-bottom:1px dotted #ccc; font-size:120%; line-height:1.4em; color:#333; } #comments-block { margin:0 15px 0 9px; } .comment-data { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 2px .3em; margin:.5em 0; padding:0 0 0 20px; color:#666; } .comment-poster { font-weight:bold; } .comment-body { margin:0 0 1.25em; padding:0 0 0 20px; } .comment-body p { margin:0 0 .5em; } .comment-timestamp { margin:0 0 .5em; padding:0 0 .75em 20px; color:#666; } .comment-timestamp a:link { color:#666; } .deleted-comment { font-style:italic; color:gray; } .paging-control-container { float: right; margin: 0px 6px 0px 0px; font-size: 80%; } .unneeded-paging-control { visibility: hidden; } /* Profile ----------------------------------------------- */ @media all { #profile-container { background:#cdc url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:0 0 15px; padding:0 0 10px; color:#345; } #profile-container h2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 15px .2em; margin:0; border-width:0; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#234; } } @media handheld { #profile-container { background:#cdc; } #profile-container h2 { background:none; } } .profile-datablock { margin:0 15px .5em; border-top:1px dotted #aba; padding-top:8px; } .profile-img {display:inline;} .profile-img img { float:left; margin:0 10px 5px 0; border:4px solid #fff; } .profile-data strong { display:block; } #profile-container p { margin:0 15px .5em; } #profile-container .profile-textblock { clear:left; } #profile-container a { color:#258; } .profile-link a { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_profile.gif") no-repeat 0 .1em; padding-left:15px; font-weight:bold; } ul.profile-datablock { list-style-type:none; } /* Sidebar Boxes ----------------------------------------------- */ @media all { .box { background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 15px; padding:10px 0 0; color:#666; } .box2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 13px 8px; } } @media handheld { .box { background:#fff; } .box2 { background:none; } } .sidebar-title { margin:0; padding:0 0 .2em; border-bottom:1px dotted #9b9; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#333; } .box ul { margin:.5em 0 1.25em; padding:0 0px; list-style:none; } .box ul li { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow_sm.gif") no-repeat 2px .25em; margin:0; padding:0 0 3px 16px; margin-bottom:3px; border-bottom:1px dotted #eee; line-height:1.4em; } .box p { margin:0 0 .6em; } /* Footer ----------------------------------------------- */ #footer { clear:both; margin:0; padding:15px 0 0; } @media all { #footer div { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; padding:8px 0 0; color:#fff; } #footer div div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #footer div { background:#456; } #footer div div { background:none; } } #footer hr {display:none;} #footer p {margin:0;} #footer a {color:#fff;} /* Feeds ----------------------------------------------- */ #blogfeeds { } #postfeeds { padding:0 15px 0; }

Saturday, 6 January 2018

Satu Periode Tidak Cukup Membangun Indonesia



Dalam sebuah acara diskusi yang dilakukan oleh lembaga survei opini publik, "Kedai Kopi" di bilangan Jalan Juanda Jakarta, saya bertemu berjumpa Haji Datuk Sweida Z.

Ketika pembawa acara memperkenalkan sosok Haji Datuk sebagai Ketua Umum (Presiden) Asosiasi alumni Jesuit Indonesia, saya tertarik untuk berbincang lebih dalam dengan Haji  Datuk.

Saya sedikit penasaran, dengan sosok Haji Datuk seorang Muslim yang menjadi Ketua Umum sebuah perkumpulan alumni sekolah Katholik Ordo Jesuit.

Saat menyapa dan berkenalan dengan Haji Datuk, saya merasakan pribadinya yang ramah, "humble" dan bersahaja. Setelah berbincang - bincang lebih jauh, saya baru tahu Haji Datuk seorang pengusaha di bidang Radiologi, Sarjana Hukum dari UGM 1977, alumni SMA Kolose De Britto Yogyakarta tahun 1973.

Satu hal lagi, Haji Datuk adalah relawan militan dari Presiden Joko Widodo sejak mencalon diri sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai menjadi RI I. Meski begitu, Haji Datuk berkomitmen hanya mendukung Presiden Joko Widodo karena melihat sosoknya yang baik bagi Indonesia.

Setelah hiruk - pikuk kontestasi politik di Pilkada dan Pilpres, Haji Datuk kembali menekuni aktifitas rutinnya sebagai pengusaha. Di sebuah restoran kawasan Duren Tiga, Pasar Minggu Jakarta saya berusaha menggali alasan - alasan dan harapannya untuk Indonesia, konteknya dalam tahun politik. Kenapa Presiden Joko widodo Harus 2 Periode

Alasan mendukung Presiden Joko Widodo ?

Saya percaya Pak Jokowi orang baik, sejak awal mendukung mulai beliau mencalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saya dan kawan - kawan sudah menjadi relawan secara militan dan terus - menerus.

Karena keyakinan kami beliau itu orang baik, punya visi baik untuk pembangunan Jakarta waktu itu, dan sekarang untuk pembangunan Indonesia.

Kenapa Pak Jokowi harus 2 periode ?

Kita harus berpikir untuk memberikan kesempatan kepada Pak Jokowi melanjutkan. Satu periode sudah pasti tidak cukup membangun Indonesia yang begitu tertinggal, terbelakang.

Kita tahu bahwa sampai hari ini, selama puluhan tahun Indonesia Merdeka, pembangunan adanya di bagian barat. Bagian timur Indonesia sangat tertinggal, baru pada jaman Pak Jokowi inilah Indonesia timur mendapat perhatian lebih dari Indonesia bagian barat.

Kita bisa melihat seperti apa sibuknya beliau membangun Papua dan sekitarnya.

Kelebihan  dan kekurangan Pak Jokowi dengan Capres lain ?

Kelebihan Capres lain belum bisa kita jabarkan, kalau bicara yang potensial, terlalu banyak yang potensial.

Paling tidak yang merasa dirinya potensial. Kalau kita melihat Pilpres lalu, hanya satu Capres potensial yaitu Pak Prabowo, atau orang yang akan dicalonkan Pak Prabowo. Calon lainnya belum ada, kalau pun ada yang mencalonkan dirinya itu hanya untuk "bergenit - genit" saja.

Lebih tepatnya mereka menawarkan dirinya sebagai Cawapres. Siapapun Cawapres dari Pak Jokowi atau Pak Prabowo akan menjadi putra mahkota di Pilpres 2024.

Saya mengamati, alangkah indahnya kalau Pak Prabowo saat ini tidak perlu mengajukan dirinya, sehingga rakya mempunyai alternatif lain. Sebab putra terbaik bangsa ini cukup banyak, Pak Prabowo sudah membuktikan kalau mendukung orang lain lebih berhasil daripada mencalonkan dirinya. (Pak Jokowi dan Pak Anies sukses menjadi DKI Jakarta I antara lain karena didukung Pak Prabowo).

Mungkin kalau beliau mendukung orang lain menjadi presiden, "Insya Allah" akan lebih baik. Lebih "simpel" lagi, Pak Jokowi akan lebih hebat kalau Pak Prabowo yang mendukung juga sebagai Presiden yang akan datang. Indah sekali kalau Pak Jokowi didukug oleh Pak Prabowo.




Kelebihan dan Kekurangan Pak Jokowi sebagai Presiden ?

Kelebihannya hanya satu, "simpel" sekali, dia itu pekerja. Pekerja keras itu kelebihan Pak Jokowi, dia tidak berbasa - basi, tidak suka segala macam "protokoler", betul -betul dia seorang pekerja keras, dan sudah dibuktikan dengan baik sekali.

Selama 3 tahun pertama ini seperti apa pembangunan Indonesia bagian timur dan seperti apa pembangunan yang diteruskan oleh Pak Jokowi. Dia melakukan pekerjaan yang tertinggal, mungkin ide - ide itu bukan murni dari Pak Jokowi  tapi dari Presiden - Presiden lalu.

Sekarang Pak Jokowi yang melaksanakan dengan baik sekali. Presiden - Presiden terdahulu mungkin seorang "thinker" yang meletakan pemikiran, rencana tapi tidak ada eksekusinya. Sekarang Pak Jokowi mengeksekusi dengan sempurna dan baik.

Soal kekurangan Pak Jokowi, setiap manusia ada kekurangannya, soal selera kita masing - masing mengomentarinya. Bermacam - macam orang komentar seperti beliau "ndheso" segala macam.

Secara pribadi saya "comfortable" dengan gaya Pak Jokowi, saya menyukai gaya dia seperti itu saat ini, kekurangannya bagi saya sudah bisa saya "eliminir".

Potensi ancaman terhadap Pak Jokowi ?

Entah kenapa saya tidak habis pikir, masyarakat kita lebih suka bergunjing, orang rajin bergunjing daripada kerja, lebih suka mengatai orang kerja buat kita.

Saya tidak habis pikir, kenapa rakyat kita senang melakukan hal - hal seperti itu, kenapa tidak bisa berpikir lebih positif, lebih baik untuk NKRI ini. Kita semua harus jujur seberapa besar tekanan terhadap Pak Jokowi.

Apapun yang terjadi kita coba atas bersama - sama karena yang mereka lakukan masih dalam koridor warga negara. Haknya dilindungi oleh UU, kalau sudah melewati batas hukum, Presiden harus turun tangan.

Bagaimanapun negara kita adalah negara hukum, selama berpegang pada hukum "Insya Allah" semua akan selamat untuk NKRI ini. Karena sangat sulit sekali menyatukan NKRI ini kala kita tidak mau berpikir bersama - sama.

NKRI terdiri dari bermacam - macam suku, bahasa, itu harus kita satukan, itulah pesan dari para "founding father" kita.

Cara yang baik mendukung Pak Jokowi ?

Selalu kita sampaikan kepada rakyat Indonesia bahwa Pak Jokowi orang baik, mau bekerja untuk kita semua. Tidak usah muluk - muluk, tidak usah macam - macam, kita buktikan saja.

Tunjukkan bukti yang sudah dilakukan oleh Pak Jokowi dan jangan bosen - bosen terus - menerus menyampaikan hal itu secara baik. Kita tidak perlu mengikuti apa yang dilakukan oposisi kepada Pak Jokowi. Kita jangan ragu - ragu menyampaikan segala kebaikan, segala hasil kerja keras dari Pak Jokowi.



Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home