Industri Wisata Nasional Tembus 20 Besar Dunia


foto : Bandara Adi Sumarmo, Solo

Sejak Kementerian Pariwisata dipegang oleh Menteri Arief Yahya, tingkat pertumbuhan kepariwisatan nasional melesat tinggi. Bahkan melampaui Singapura, Malaysia dan Korea Selatan yang lebih dulu sukses menarik turis asing ke negaranya.

Apa kunci keberhasilan Arief Yahya mendongkrak kepariwisataan nasional ? Dalam acara seminar yang diselenggarakan majalah Indo Telco (14/12/2017), Menpar Arief Yahya memaparkan banyak perkembangan kepariwisataan nasional. Berikut 3 kunci sukesnya :

1. Memasukan Pariwisata ke 5 Sektor Prioritas Pembangunan Nasional

Menteri Pariwisata, Arief Yahya  menceritakan pihaknya  berhasil meyakinkan Presiden dan pemerintah bahwa "core bussines"  Indonesia adalah Pariwisata. Kemudian Bappenas dan kementerian lain mendukung Pariwisata sebagai sektor unggulan nasional. Pemerintah dalam 3 tahun terakhir ini setiap tahun  menempatkan Pariwisata sebagai prioritas selain 5 sektor lainnya yakni Maritim, Pangan, Energi dan Kawasan Industri & KEK.

"Kalau Pariwisata tidak masuk dalam sektor prioritas masional lebih baik saya mundur', ujarnya.

Alasan  Menpar ini masuk akal, sektor pariwisata tidak bisa berjalan sendiri, di dalamnya melibatkan infrastruktur, transportasi, akomodasi, Pemda, pengusaha,  komunitas seni -budaya. Tanpa kolaborasi yang harmonis antar lembaga dan pihak terkait lainnya mustahil bisa pariwisata kita bisa sukses seperti sekarang. 

2. Branding Wisata Internasional

Kemenpar melakukan promosi pariwisata  besar - besar ke berbagai negara - negara potensial asal calon wisatawan baik lewat pameran, media internasional,  lokal negara tersebut dan media sosial lewat tagline #wonderfullindonesia. Pekerjaan ini tak sia - sia, di forum - forum pariwisata internasional, branding kita mendapatkan apresiasi. UN WTO menganugerahi Video Promosi Wonderfull Indonesia sebagai "People Choice Award" dan "Winner East Asia & Pacific Region". Di forum TTG Travel Awards 2017 meraih gelar "Destination of the year 2017".

3. Media Sosial

Strategi bisnis pariwisata + digital adalah sarana Kemenpar memperluas cakupan promosi dan mengirimkan pesan secara personal. Strategi ini mengusung satu lini dengan publikasi yakni mengusung tema dengan hastag #wonderfullindonesia. 

Untuk mendorong lebih jauh promosi kepariwisataan adalah ber-kolaborasi. Saat ini Kemenpar menggandeng "generasi pesona Indonesia" (Genpi) untuk mewujudkan "digital destination". 

Gebrakan di medsos oleh Genpi menunjukan kesuksesan, terbukti postingan di instagram selalu menjadi viral. Saat ini Genpi sedang mem-viral-kan 10 "digital destination" yang tersebar di beberapa pulau.

Devisa Pariwisata

Dalam tiga tahun terakhir, perolehan devisa dari sektor pariwisata terus meningkat, masuk dalam 5 besar. Tahun 2014 menduduki posisi keempat dengan urutan teratas Migas, Batubara, CPO. Tahun berikutnya masih dalam posisi sama, baru tahun lalu menduduki nomer setelah CPO.

Apa kunci Kemenpar mendorong pertumbuhan devisa dari sektor ini ? Digital pariwisata adalah strategi Arief Yahya dalam mendorong pertumbuhan kunjungan wisata manca negara. Promosi besar -besaran di media luar negeri di mana asal turis tinggal seperti di kota - kota besar Eropa, Cina adalah salah satu kuncinya. Selain itu penggunaan media sosial lewat hastag promosi #wonderfullindonesia. Kini posisi Indonesia  masuk dalam 20 besar industri wisata dunia. Di Asia pertumbuhan industri kepariwisataan nasional menempati posisi nomer 2 setelah Vietnam yang terpaut sedikit tingkat pertumbuhan

Dibandingkan negara - negara Asia yang lebih dulu sukses seperti Korea Selatan, Singapore, Malaysia dan Thailand, pertumbuhan kepariwisataan kita jauh melampui mereka. Menurut Arief, Vietnam adalah negara yang selama ini tidak diperhitungkan dalam persaingan ternyata menjadi "kuda hitam".

"Vietnam adalah negara yang tidak kita perhitungkan sebagai saingan, ternyata pertumbuhannya melampaui kita", tutur Arief. 

Labels:

body { background:#aba; margin:0; padding:20px 10px; text-align:center; font:x-small/1.5em "Trebuchet MS",Verdana,Arial,Sans-serif; color:#333; font-size/* */:/**/small; font-size: /**/small; } /* Page Structure ----------------------------------------------- */ /* The images which help create rounded corners depend on the following widths and measurements. If you want to change these measurements, the images will also need to change. */ @media all { #content { width:740px; margin:0 auto; text-align:left; } #main { width:485px; float:left; background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:15px 0 0; padding:0 0 10px; color:#000; font-size:97%; line-height:1.5em; } #main2 { float:left; width:100%; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 0 0; } #main3 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/rails_main.gif") repeat-y; padding:0; } #sidebar { width:240px; float:right; margin:15px 0 0; font-size:97%; line-height:1.5em; } } @media handheld { #content { width:90%; } #main { width:100%; float:none; background:#fff; } #main2 { float:none; background:none; } #main3 { background:none; padding:0; } #sidebar { width:100%; float:none; } } /* Links ----------------------------------------------- */ a:link { color:#258; } a:visited { color:#666; } a:hover { color:#c63; } a img { border-width:0; } /* Blog Header ----------------------------------------------- */ @media all { #header { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 0; padding:8px 0 0; color:#fff; } #header div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #header { background:#456; } #header div { background:none; } } #blog-title { margin:0; padding:10px 30px 5px; font-size:200%; line-height:1.2em; } #blog-title a { text-decoration:none; color:#fff; } #description { margin:0; padding:5px 30px 10px; font-size:94%; line-height:1.5em; } /* Posts ----------------------------------------------- */ .date-header { margin:0 28px 0 43px; font-size:85%; line-height:2em; text-transform:uppercase; letter-spacing:.2em; color:#357; } .post { margin:.3em 0 25px; padding:0 13px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px 0; } .post-title { margin:0; font-size:135%; line-height:1.5em; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow.gif") no-repeat 10px .5em; display:block; border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; padding:2px 14px 2px 29px; color:#333; } a.title-link, .post-title strong { text-decoration:none; display:block; } a.title-link:hover { background-color:#ded; color:#000; } .post-body { border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; border-bottom-color:#fff; padding:10px 14px 1px 29px; } html>body .post-body { border-bottom-width:0; } .post p { margin:0 0 .75em; } p.post-footer { background:#ded; margin:0; padding:2px 14px 2px 29px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px; border-bottom:1px solid #eee; font-size:100%; line-height:1.5em; color:#666; text-align:right; } html>body p.post-footer { border-bottom-color:transparent; } p.post-footer em { display:block; float:left; text-align:left; font-style:normal; } a.comment-link { /* IE5.0/Win doesn't apply padding to inline elements, so we hide these two declarations from it */ background/* */:/**/url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } html>body a.comment-link { /* Respecified, for IE5/Mac's benefit */ background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } .post img { margin:0 0 5px 0; padding:4px; border:1px solid #ccc; } blockquote { margin:.75em 0; border:1px dotted #ccc; border-width:1px 0; padding:5px 15px; color:#666; } .post blockquote p { margin:.5em 0; } /* Comments ----------------------------------------------- */ #comments { margin:-25px 13px 0; border:1px dotted #ccc; border-width:0 1px 1px; padding:20px 0 15px 0; } #comments h4 { margin:0 0 10px; padding:0 14px 2px 29px; border-bottom:1px dotted #ccc; font-size:120%; line-height:1.4em; color:#333; } #comments-block { margin:0 15px 0 9px; } .comment-data { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 2px .3em; margin:.5em 0; padding:0 0 0 20px; color:#666; } .comment-poster { font-weight:bold; } .comment-body { margin:0 0 1.25em; padding:0 0 0 20px; } .comment-body p { margin:0 0 .5em; } .comment-timestamp { margin:0 0 .5em; padding:0 0 .75em 20px; color:#666; } .comment-timestamp a:link { color:#666; } .deleted-comment { font-style:italic; color:gray; } .paging-control-container { float: right; margin: 0px 6px 0px 0px; font-size: 80%; } .unneeded-paging-control { visibility: hidden; } /* Profile ----------------------------------------------- */ @media all { #profile-container { background:#cdc url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:0 0 15px; padding:0 0 10px; color:#345; } #profile-container h2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 15px .2em; margin:0; border-width:0; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#234; } } @media handheld { #profile-container { background:#cdc; } #profile-container h2 { background:none; } } .profile-datablock { margin:0 15px .5em; border-top:1px dotted #aba; padding-top:8px; } .profile-img {display:inline;} .profile-img img { float:left; margin:0 10px 5px 0; border:4px solid #fff; } .profile-data strong { display:block; } #profile-container p { margin:0 15px .5em; } #profile-container .profile-textblock { clear:left; } #profile-container a { color:#258; } .profile-link a { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_profile.gif") no-repeat 0 .1em; padding-left:15px; font-weight:bold; } ul.profile-datablock { list-style-type:none; } /* Sidebar Boxes ----------------------------------------------- */ @media all { .box { background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 15px; padding:10px 0 0; color:#666; } .box2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 13px 8px; } } @media handheld { .box { background:#fff; } .box2 { background:none; } } .sidebar-title { margin:0; padding:0 0 .2em; border-bottom:1px dotted #9b9; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#333; } .box ul { margin:.5em 0 1.25em; padding:0 0px; list-style:none; } .box ul li { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow_sm.gif") no-repeat 2px .25em; margin:0; padding:0 0 3px 16px; margin-bottom:3px; border-bottom:1px dotted #eee; line-height:1.4em; } .box p { margin:0 0 .6em; } /* Footer ----------------------------------------------- */ #footer { clear:both; margin:0; padding:15px 0 0; } @media all { #footer div { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; padding:8px 0 0; color:#fff; } #footer div div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #footer div { background:#456; } #footer div div { background:none; } } #footer hr {display:none;} #footer p {margin:0;} #footer a {color:#fff;} /* Feeds ----------------------------------------------- */ #blogfeeds { } #postfeeds { padding:0 15px 0; }

Sunday, 17 December 2017

Industri Wisata Nasional Tembus 20 Besar Dunia


foto : Bandara Adi Sumarmo, Solo

Sejak Kementerian Pariwisata dipegang oleh Menteri Arief Yahya, tingkat pertumbuhan kepariwisatan nasional melesat tinggi. Bahkan melampaui Singapura, Malaysia dan Korea Selatan yang lebih dulu sukses menarik turis asing ke negaranya.

Apa kunci keberhasilan Arief Yahya mendongkrak kepariwisataan nasional ? Dalam acara seminar yang diselenggarakan majalah Indo Telco (14/12/2017), Menpar Arief Yahya memaparkan banyak perkembangan kepariwisataan nasional. Berikut 3 kunci sukesnya :

1. Memasukan Pariwisata ke 5 Sektor Prioritas Pembangunan Nasional

Menteri Pariwisata, Arief Yahya  menceritakan pihaknya  berhasil meyakinkan Presiden dan pemerintah bahwa "core bussines"  Indonesia adalah Pariwisata. Kemudian Bappenas dan kementerian lain mendukung Pariwisata sebagai sektor unggulan nasional. Pemerintah dalam 3 tahun terakhir ini setiap tahun  menempatkan Pariwisata sebagai prioritas selain 5 sektor lainnya yakni Maritim, Pangan, Energi dan Kawasan Industri & KEK.

"Kalau Pariwisata tidak masuk dalam sektor prioritas masional lebih baik saya mundur', ujarnya.

Alasan  Menpar ini masuk akal, sektor pariwisata tidak bisa berjalan sendiri, di dalamnya melibatkan infrastruktur, transportasi, akomodasi, Pemda, pengusaha,  komunitas seni -budaya. Tanpa kolaborasi yang harmonis antar lembaga dan pihak terkait lainnya mustahil bisa pariwisata kita bisa sukses seperti sekarang. 

2. Branding Wisata Internasional

Kemenpar melakukan promosi pariwisata  besar - besar ke berbagai negara - negara potensial asal calon wisatawan baik lewat pameran, media internasional,  lokal negara tersebut dan media sosial lewat tagline #wonderfullindonesia. Pekerjaan ini tak sia - sia, di forum - forum pariwisata internasional, branding kita mendapatkan apresiasi. UN WTO menganugerahi Video Promosi Wonderfull Indonesia sebagai "People Choice Award" dan "Winner East Asia & Pacific Region". Di forum TTG Travel Awards 2017 meraih gelar "Destination of the year 2017".

3. Media Sosial

Strategi bisnis pariwisata + digital adalah sarana Kemenpar memperluas cakupan promosi dan mengirimkan pesan secara personal. Strategi ini mengusung satu lini dengan publikasi yakni mengusung tema dengan hastag #wonderfullindonesia. 

Untuk mendorong lebih jauh promosi kepariwisataan adalah ber-kolaborasi. Saat ini Kemenpar menggandeng "generasi pesona Indonesia" (Genpi) untuk mewujudkan "digital destination". 

Gebrakan di medsos oleh Genpi menunjukan kesuksesan, terbukti postingan di instagram selalu menjadi viral. Saat ini Genpi sedang mem-viral-kan 10 "digital destination" yang tersebar di beberapa pulau.

Devisa Pariwisata

Dalam tiga tahun terakhir, perolehan devisa dari sektor pariwisata terus meningkat, masuk dalam 5 besar. Tahun 2014 menduduki posisi keempat dengan urutan teratas Migas, Batubara, CPO. Tahun berikutnya masih dalam posisi sama, baru tahun lalu menduduki nomer setelah CPO.

Apa kunci Kemenpar mendorong pertumbuhan devisa dari sektor ini ? Digital pariwisata adalah strategi Arief Yahya dalam mendorong pertumbuhan kunjungan wisata manca negara. Promosi besar -besaran di media luar negeri di mana asal turis tinggal seperti di kota - kota besar Eropa, Cina adalah salah satu kuncinya. Selain itu penggunaan media sosial lewat hastag promosi #wonderfullindonesia. Kini posisi Indonesia  masuk dalam 20 besar industri wisata dunia. Di Asia pertumbuhan industri kepariwisataan nasional menempati posisi nomer 2 setelah Vietnam yang terpaut sedikit tingkat pertumbuhan

Dibandingkan negara - negara Asia yang lebih dulu sukses seperti Korea Selatan, Singapore, Malaysia dan Thailand, pertumbuhan kepariwisataan kita jauh melampui mereka. Menurut Arief, Vietnam adalah negara yang selama ini tidak diperhitungkan dalam persaingan ternyata menjadi "kuda hitam".

"Vietnam adalah negara yang tidak kita perhitungkan sebagai saingan, ternyata pertumbuhannya melampaui kita", tutur Arief. 

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home