Membuka Toko Online, Kesempatan untuk Berdikari

Ketika belajar tentang toko online, cukup menyulitkan buat saya pada awal-awalnya, banyak istilah-istilah yang tidak saya mengerti, apalagi kalau ditambah istilah google analytic dan facebook analytic yang berbasis pada kaidah-kaidah algoritma yang rumit. Menjadi rumit ketika tidak biasa menghadapinya dan kebetulan saya juga tidak berlatar belakang dunia IT.  Benar-benar dari dasar untuk memahami cara kerja platform toko online. Kini mungkin semakin mudah, situs blog terbesar "wordpress" sudah membuka peluang bagi calon entrepreneur untuk memulai usahanya, membuka start up company. 

Situs blog asal Amerika ini menfasilitasi mereka yang kreatif dengan plug in dan tool untuk membuka bisnis secara online, Gairah kewiraswastaan di dunia online kini begitu menggelora di tanah air, perusahaan-perusahaan rintisan yang berbasis online menggeliat di berbagai kota di Indonesia, tidak hanya di Indonesia, terutama kota-kota besar. Badan ekonomi kreatif dengan cermat melihat perkembangan yang signifikan di kalangan anak-anak muda kreatif ini dan mendorong serta menfasilitasi mereka untuk berpartisipasi di ajang kompetisi start up internasional. Ternyata, anak-anak muda kita tidak kalah dengan anak-anak muda negara maju dan Asia lainnya.  Pengalaman pendiri start up company, www.ahlijasa.com sungguh menarik. 

Bagaimana mereka sudah mapan secara ekonomi dengan bekerja di negeri Singapura, memutuskan pulang ke Indonesia membuka perusahaan baru berbasis online. Ide tersebut ternyata tidak berjalan mulus, bahkan orang-orang terdekat mereka menentang keputusan tersebut. Kegigihan mereka ternyata tidak sia-sia, www.ahlijasa.com mewakili Indonesia di ajang kompetisi start up company di Amerka Serikat. Siapa mereka, bisa dilacak di "mbah Google", substansinya terletak pada kegalauan anak-anak muda zaman sekarang, meski kalau mau kerja juga, mereka lulusan PT dari luar negeri, atau PT yang bergengsi di dalam negeri, tapi orientasi mereka tidak pada kemapanan pribadi. Mereka ingin menyumbangkan apa yang mereka miliki kepada masyarakat, meskipun idealisme tersebut tidak mudah kenyataanya.   Jalan terjal, penuh jebakan lobang harus mereka lalui untuk mewujudkan cita-cita mulia itu. Semua akhirnya terbayar untuk mereka yang gigih, mau kerja keras dan cerdas, dan masyarakat banyak menikmati apa yang mereka lakukan. Kisah - kisah seperti itu mungkin klise, sudah disering dituliskan, bagaimana jatuh bangun pendiri Microsoft, Google, Yahoo, Facebook, dll. 

Kegairahan berwiraswasta semestinya terus dihembuskan oleh pemerintah, tidak hanya menjadi slogan semata namun diberikan support sarana dasar, bila di bisnis online mungkin adalah diskon tarif atau kalau perlu gratis, agar anak-anak berminat terjun di bisnis ini. Karena bisnis online sangat tepat buat anak-anak muda mengembangkan kreatifitasnya, mereka punya banyak waktu, dan belum ada tanggung jawab yang mereka pegang. Peluang keberhasilan menjadi seorang pengusaha hebat lebih terbuka apabila di mulai dari usia muda.  Perjalanan untuk jatuh bangun sangat panjang, sehingga pada puncaknya di umur 30 tahunan mereka sudah mapan sebagai pengusaha. Indonesia perlu mendorong dengan serius jiwa kewiraswastaan sejak dini, karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa untuk diolah dan sumber daya manusia kreatif yang melimpah.  

Seyogyanya potensi itu tidak tersia-siakan, kita harus ingat bahwa Indonesia dideklarasikan oleh anak-anak muda, bukan mereka yang berusia 40 tahun ke atas. Jadi bila dikatakan, jiwa perjuangan anak - anak muda Indonesia luar biasa, tekatnya mampu menyingkirkan segala rintangan yang ada.  Kesempatan anak-anak muda menjadi pengusaha hebat semakin terbuka, kini banyak perusahaan ventura dari luar negeri mulai mengguyur dana kepada perusahaan start up lokal. Pertanyaannya, mengapa pemilik modal di dalam negeri justru kurang melirik potensi anak-anak muda kita sendiri, dan membiarkan potensi-potensi dalam negeri diambil oleh orang luar.  

Memang terlihat besar kucuran dana yang diguyurkan kepada perusahaan start up lokal, namun bila dihitung waktu akan menjadi kecil pada lima tahun ke depan bila perusahaan itu berkembang dan maju dengan pesat. Maka investor dari luar negeri kita yang menikmati kapital itu, investor lokal hanya gigit jari.  Kembali kepada judul tentang toko online sebagai sarana anak-anak muda kreatif belajar managemen bisnis, penjualan, pengelolaan keuangan, pengelolaan waktu, sumber daya manusia, mengambil risiko bisnis, dan lain - lain. Toko online kini sangat mudah dibuat, Wordpress dan Blogger menyediakan template gratis dan tersedia juga berbagai plug in pendukung bisnis toko online.  Bahkan sarana email marketing gratis pun tersedia, juga pengelolaan kontak untuk data base prospek banyak ditemukan di dunia maya. Sekarang tinggal kita mau menjual apa? Inilah yang penting dalam memulai bisnis dengan toko online. Semoga bermanfaat.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sigitbc/membuka-toko-online-kesempatan-untuk-berdikari_57c593b6d77a6182058b4567

Labels:

body { background:#aba; margin:0; padding:20px 10px; text-align:center; font:x-small/1.5em "Trebuchet MS",Verdana,Arial,Sans-serif; color:#333; font-size/* */:/**/small; font-size: /**/small; } /* Page Structure ----------------------------------------------- */ /* The images which help create rounded corners depend on the following widths and measurements. If you want to change these measurements, the images will also need to change. */ @media all { #content { width:740px; margin:0 auto; text-align:left; } #main { width:485px; float:left; background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:15px 0 0; padding:0 0 10px; color:#000; font-size:97%; line-height:1.5em; } #main2 { float:left; width:100%; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 0 0; } #main3 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/rails_main.gif") repeat-y; padding:0; } #sidebar { width:240px; float:right; margin:15px 0 0; font-size:97%; line-height:1.5em; } } @media handheld { #content { width:90%; } #main { width:100%; float:none; background:#fff; } #main2 { float:none; background:none; } #main3 { background:none; padding:0; } #sidebar { width:100%; float:none; } } /* Links ----------------------------------------------- */ a:link { color:#258; } a:visited { color:#666; } a:hover { color:#c63; } a img { border-width:0; } /* Blog Header ----------------------------------------------- */ @media all { #header { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 0; padding:8px 0 0; color:#fff; } #header div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #header { background:#456; } #header div { background:none; } } #blog-title { margin:0; padding:10px 30px 5px; font-size:200%; line-height:1.2em; } #blog-title a { text-decoration:none; color:#fff; } #description { margin:0; padding:5px 30px 10px; font-size:94%; line-height:1.5em; } /* Posts ----------------------------------------------- */ .date-header { margin:0 28px 0 43px; font-size:85%; line-height:2em; text-transform:uppercase; letter-spacing:.2em; color:#357; } .post { margin:.3em 0 25px; padding:0 13px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px 0; } .post-title { margin:0; font-size:135%; line-height:1.5em; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow.gif") no-repeat 10px .5em; display:block; border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; padding:2px 14px 2px 29px; color:#333; } a.title-link, .post-title strong { text-decoration:none; display:block; } a.title-link:hover { background-color:#ded; color:#000; } .post-body { border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; border-bottom-color:#fff; padding:10px 14px 1px 29px; } html>body .post-body { border-bottom-width:0; } .post p { margin:0 0 .75em; } p.post-footer { background:#ded; margin:0; padding:2px 14px 2px 29px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px; border-bottom:1px solid #eee; font-size:100%; line-height:1.5em; color:#666; text-align:right; } html>body p.post-footer { border-bottom-color:transparent; } p.post-footer em { display:block; float:left; text-align:left; font-style:normal; } a.comment-link { /* IE5.0/Win doesn't apply padding to inline elements, so we hide these two declarations from it */ background/* */:/**/url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } html>body a.comment-link { /* Respecified, for IE5/Mac's benefit */ background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } .post img { margin:0 0 5px 0; padding:4px; border:1px solid #ccc; } blockquote { margin:.75em 0; border:1px dotted #ccc; border-width:1px 0; padding:5px 15px; color:#666; } .post blockquote p { margin:.5em 0; } /* Comments ----------------------------------------------- */ #comments { margin:-25px 13px 0; border:1px dotted #ccc; border-width:0 1px 1px; padding:20px 0 15px 0; } #comments h4 { margin:0 0 10px; padding:0 14px 2px 29px; border-bottom:1px dotted #ccc; font-size:120%; line-height:1.4em; color:#333; } #comments-block { margin:0 15px 0 9px; } .comment-data { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 2px .3em; margin:.5em 0; padding:0 0 0 20px; color:#666; } .comment-poster { font-weight:bold; } .comment-body { margin:0 0 1.25em; padding:0 0 0 20px; } .comment-body p { margin:0 0 .5em; } .comment-timestamp { margin:0 0 .5em; padding:0 0 .75em 20px; color:#666; } .comment-timestamp a:link { color:#666; } .deleted-comment { font-style:italic; color:gray; } .paging-control-container { float: right; margin: 0px 6px 0px 0px; font-size: 80%; } .unneeded-paging-control { visibility: hidden; } /* Profile ----------------------------------------------- */ @media all { #profile-container { background:#cdc url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:0 0 15px; padding:0 0 10px; color:#345; } #profile-container h2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 15px .2em; margin:0; border-width:0; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#234; } } @media handheld { #profile-container { background:#cdc; } #profile-container h2 { background:none; } } .profile-datablock { margin:0 15px .5em; border-top:1px dotted #aba; padding-top:8px; } .profile-img {display:inline;} .profile-img img { float:left; margin:0 10px 5px 0; border:4px solid #fff; } .profile-data strong { display:block; } #profile-container p { margin:0 15px .5em; } #profile-container .profile-textblock { clear:left; } #profile-container a { color:#258; } .profile-link a { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_profile.gif") no-repeat 0 .1em; padding-left:15px; font-weight:bold; } ul.profile-datablock { list-style-type:none; } /* Sidebar Boxes ----------------------------------------------- */ @media all { .box { background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 15px; padding:10px 0 0; color:#666; } .box2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 13px 8px; } } @media handheld { .box { background:#fff; } .box2 { background:none; } } .sidebar-title { margin:0; padding:0 0 .2em; border-bottom:1px dotted #9b9; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#333; } .box ul { margin:.5em 0 1.25em; padding:0 0px; list-style:none; } .box ul li { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow_sm.gif") no-repeat 2px .25em; margin:0; padding:0 0 3px 16px; margin-bottom:3px; border-bottom:1px dotted #eee; line-height:1.4em; } .box p { margin:0 0 .6em; } /* Footer ----------------------------------------------- */ #footer { clear:both; margin:0; padding:15px 0 0; } @media all { #footer div { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; padding:8px 0 0; color:#fff; } #footer div div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #footer div { background:#456; } #footer div div { background:none; } } #footer hr {display:none;} #footer p {margin:0;} #footer a {color:#fff;} /* Feeds ----------------------------------------------- */ #blogfeeds { } #postfeeds { padding:0 15px 0; }

Sunday, 4 September 2016

Membuka Toko Online, Kesempatan untuk Berdikari

Ketika belajar tentang toko online, cukup menyulitkan buat saya pada awal-awalnya, banyak istilah-istilah yang tidak saya mengerti, apalagi kalau ditambah istilah google analytic dan facebook analytic yang berbasis pada kaidah-kaidah algoritma yang rumit. Menjadi rumit ketika tidak biasa menghadapinya dan kebetulan saya juga tidak berlatar belakang dunia IT.  Benar-benar dari dasar untuk memahami cara kerja platform toko online. Kini mungkin semakin mudah, situs blog terbesar "wordpress" sudah membuka peluang bagi calon entrepreneur untuk memulai usahanya, membuka start up company. 

Situs blog asal Amerika ini menfasilitasi mereka yang kreatif dengan plug in dan tool untuk membuka bisnis secara online, Gairah kewiraswastaan di dunia online kini begitu menggelora di tanah air, perusahaan-perusahaan rintisan yang berbasis online menggeliat di berbagai kota di Indonesia, tidak hanya di Indonesia, terutama kota-kota besar. Badan ekonomi kreatif dengan cermat melihat perkembangan yang signifikan di kalangan anak-anak muda kreatif ini dan mendorong serta menfasilitasi mereka untuk berpartisipasi di ajang kompetisi start up internasional. Ternyata, anak-anak muda kita tidak kalah dengan anak-anak muda negara maju dan Asia lainnya.  Pengalaman pendiri start up company, www.ahlijasa.com sungguh menarik. 

Bagaimana mereka sudah mapan secara ekonomi dengan bekerja di negeri Singapura, memutuskan pulang ke Indonesia membuka perusahaan baru berbasis online. Ide tersebut ternyata tidak berjalan mulus, bahkan orang-orang terdekat mereka menentang keputusan tersebut. Kegigihan mereka ternyata tidak sia-sia, www.ahlijasa.com mewakili Indonesia di ajang kompetisi start up company di Amerka Serikat. Siapa mereka, bisa dilacak di "mbah Google", substansinya terletak pada kegalauan anak-anak muda zaman sekarang, meski kalau mau kerja juga, mereka lulusan PT dari luar negeri, atau PT yang bergengsi di dalam negeri, tapi orientasi mereka tidak pada kemapanan pribadi. Mereka ingin menyumbangkan apa yang mereka miliki kepada masyarakat, meskipun idealisme tersebut tidak mudah kenyataanya.   Jalan terjal, penuh jebakan lobang harus mereka lalui untuk mewujudkan cita-cita mulia itu. Semua akhirnya terbayar untuk mereka yang gigih, mau kerja keras dan cerdas, dan masyarakat banyak menikmati apa yang mereka lakukan. Kisah - kisah seperti itu mungkin klise, sudah disering dituliskan, bagaimana jatuh bangun pendiri Microsoft, Google, Yahoo, Facebook, dll. 

Kegairahan berwiraswasta semestinya terus dihembuskan oleh pemerintah, tidak hanya menjadi slogan semata namun diberikan support sarana dasar, bila di bisnis online mungkin adalah diskon tarif atau kalau perlu gratis, agar anak-anak berminat terjun di bisnis ini. Karena bisnis online sangat tepat buat anak-anak muda mengembangkan kreatifitasnya, mereka punya banyak waktu, dan belum ada tanggung jawab yang mereka pegang. Peluang keberhasilan menjadi seorang pengusaha hebat lebih terbuka apabila di mulai dari usia muda.  Perjalanan untuk jatuh bangun sangat panjang, sehingga pada puncaknya di umur 30 tahunan mereka sudah mapan sebagai pengusaha. Indonesia perlu mendorong dengan serius jiwa kewiraswastaan sejak dini, karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa untuk diolah dan sumber daya manusia kreatif yang melimpah.  

Seyogyanya potensi itu tidak tersia-siakan, kita harus ingat bahwa Indonesia dideklarasikan oleh anak-anak muda, bukan mereka yang berusia 40 tahun ke atas. Jadi bila dikatakan, jiwa perjuangan anak - anak muda Indonesia luar biasa, tekatnya mampu menyingkirkan segala rintangan yang ada.  Kesempatan anak-anak muda menjadi pengusaha hebat semakin terbuka, kini banyak perusahaan ventura dari luar negeri mulai mengguyur dana kepada perusahaan start up lokal. Pertanyaannya, mengapa pemilik modal di dalam negeri justru kurang melirik potensi anak-anak muda kita sendiri, dan membiarkan potensi-potensi dalam negeri diambil oleh orang luar.  

Memang terlihat besar kucuran dana yang diguyurkan kepada perusahaan start up lokal, namun bila dihitung waktu akan menjadi kecil pada lima tahun ke depan bila perusahaan itu berkembang dan maju dengan pesat. Maka investor dari luar negeri kita yang menikmati kapital itu, investor lokal hanya gigit jari.  Kembali kepada judul tentang toko online sebagai sarana anak-anak muda kreatif belajar managemen bisnis, penjualan, pengelolaan keuangan, pengelolaan waktu, sumber daya manusia, mengambil risiko bisnis, dan lain - lain. Toko online kini sangat mudah dibuat, Wordpress dan Blogger menyediakan template gratis dan tersedia juga berbagai plug in pendukung bisnis toko online.  Bahkan sarana email marketing gratis pun tersedia, juga pengelolaan kontak untuk data base prospek banyak ditemukan di dunia maya. Sekarang tinggal kita mau menjual apa? Inilah yang penting dalam memulai bisnis dengan toko online. Semoga bermanfaat.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sigitbc/membuka-toko-online-kesempatan-untuk-berdikari_57c593b6d77a6182058b4567

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home