Dampak Narkoba Bagi Kita

Beberapa hari ini suara - suara kontra hukuman mati terhadap gembong narkoba terdengar keras di media massa dan online, bahkan aksi demo damai pun dilakukan di Bundaran Hotel Indonesia. Lembaga keagamaan pun ikut menyuarakan protes, tak ketinggalan mantan Presiden Habibie berkirim surat kepada Presiden Jokowi. Belum lagi negara Kangguru pun ikut mengecam aksi hukuman mati dini hari tadi. Keberatan - keberatan tersebut semuanya diatasnamakan Hak Asasi Manusia dari para gembong narkoba. 

Sempat dalam pikiran saya terbesit, bagaimana perasaan keluarga - keluarga yang anak - anak mereka, anggota keluarga, keluarga besarnya yang terkena dampak narkoba, dalam hal ini terlibat sebagai pecandu atau pemadat tingkat berat. Sebuah keadaan yang sangat sulit untuk dihadapi, karena membutuhkan kesabaran hati, biaya, dan curahan kasih sayang yang luar biasa untuk menarik kembali para pecandu narkoba, disamping soal biaya pemulihan yang tidak sedikit. Narkoba sudah menjadi hantu yang menakutkan di negeri ini,sudah sepantasnya pemerintah memberlakukan "Darurat Narkoba", sebab hampir semua lapisan dan kelas di masyarakat sudah teracuni oleh narkoba. 

Catatan di media massa, pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 50 juta, sungguh mengerikan melihat kondisi ini, karena kurang lebih seperlima penduduk Indonesia sudah diterpa narkoba.  Apakah kita masih memberikan kelonggaran kepada produsen, pengedar narkoba? Mereka mampu meraup keuntungan bisnis yang spektakular, mencapai trilyunan, mereka bisa berpesta pora menikmati kenikmatan duniawi di atas penderitaan keluarga - keluarga yang anggotanya direnggut oleh narkoba. Hak untuk hidup dan mempunyai kehidupan yang berkualitas  juga dipunyai oleh para pencandu narkoba, tidak semestinya hak mereka terenggut oleh narkoba yang disebar oleh para penjahat tersebut. 

Ironis sekali bila kita membela HAM para pengedar narkoba, di sisi lain kita tidak memperhatikan HAM yang terkena dampak narkoba. Seperti diketahui lewat media massa, para pebisnis narkoba meski sudah dalam jeruji besi, aksi mereka tidaklah berhenti, bahkan merajalela meracuni lingkungan sekitar penjara, tidak hanya sesama tahanan tapi sampai PNS, yaitu sipir penjara. Pemerintah Indonesia, sebagai negara berdaulat tentu mempunyai pertimbangan tersendiri untuk menetapkan hukuman mati terhadap pengedar narkoba, secara fisik saja dampak narkoba juga ikut menggerogoti anggaran pemerintah, karena pemerintah harus menyedia pos anggaran untuk pemulihan pencandu narkoba, membayar tenaga medis yang melakukan detokfikasi, membangun rumah sakit khusus pencandu narkoba, membeli obat - obatan buat pemulihan para pecandu.  

Bila jumlah pengguna narkoba semakin banyak, tentunya anggaran yang dibutuhkan pun juga semakin membengkak. Apakah tidak sebaiknya pemborosan anggaran ditekan dan dialihkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Hal ini tidak terpikirkan oleh pembela gembong narkoba, sementara para penjahat tersebut bisa hidup mewah meski sudah dalam jeruji penjara. Uang haram mereka masih berlimpah untuk membeli fasilitas di dalam penjara, bahkan membeli loyalitas dari sipir yang seharusnya loyal kepada Undang - Undang, bukan kepada para tahanan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sigitbc/apakah-kita-memikirkan-dampak-narkoba-di-negeri-ini_579afecc22afbda90edd71f2

Labels:

body { background:#aba; margin:0; padding:20px 10px; text-align:center; font:x-small/1.5em "Trebuchet MS",Verdana,Arial,Sans-serif; color:#333; font-size/* */:/**/small; font-size: /**/small; } /* Page Structure ----------------------------------------------- */ /* The images which help create rounded corners depend on the following widths and measurements. If you want to change these measurements, the images will also need to change. */ @media all { #content { width:740px; margin:0 auto; text-align:left; } #main { width:485px; float:left; background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:15px 0 0; padding:0 0 10px; color:#000; font-size:97%; line-height:1.5em; } #main2 { float:left; width:100%; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 0 0; } #main3 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/rails_main.gif") repeat-y; padding:0; } #sidebar { width:240px; float:right; margin:15px 0 0; font-size:97%; line-height:1.5em; } } @media handheld { #content { width:90%; } #main { width:100%; float:none; background:#fff; } #main2 { float:none; background:none; } #main3 { background:none; padding:0; } #sidebar { width:100%; float:none; } } /* Links ----------------------------------------------- */ a:link { color:#258; } a:visited { color:#666; } a:hover { color:#c63; } a img { border-width:0; } /* Blog Header ----------------------------------------------- */ @media all { #header { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 0; padding:8px 0 0; color:#fff; } #header div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #header { background:#456; } #header div { background:none; } } #blog-title { margin:0; padding:10px 30px 5px; font-size:200%; line-height:1.2em; } #blog-title a { text-decoration:none; color:#fff; } #description { margin:0; padding:5px 30px 10px; font-size:94%; line-height:1.5em; } /* Posts ----------------------------------------------- */ .date-header { margin:0 28px 0 43px; font-size:85%; line-height:2em; text-transform:uppercase; letter-spacing:.2em; color:#357; } .post { margin:.3em 0 25px; padding:0 13px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px 0; } .post-title { margin:0; font-size:135%; line-height:1.5em; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow.gif") no-repeat 10px .5em; display:block; border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; padding:2px 14px 2px 29px; color:#333; } a.title-link, .post-title strong { text-decoration:none; display:block; } a.title-link:hover { background-color:#ded; color:#000; } .post-body { border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; border-bottom-color:#fff; padding:10px 14px 1px 29px; } html>body .post-body { border-bottom-width:0; } .post p { margin:0 0 .75em; } p.post-footer { background:#ded; margin:0; padding:2px 14px 2px 29px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px; border-bottom:1px solid #eee; font-size:100%; line-height:1.5em; color:#666; text-align:right; } html>body p.post-footer { border-bottom-color:transparent; } p.post-footer em { display:block; float:left; text-align:left; font-style:normal; } a.comment-link { /* IE5.0/Win doesn't apply padding to inline elements, so we hide these two declarations from it */ background/* */:/**/url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } html>body a.comment-link { /* Respecified, for IE5/Mac's benefit */ background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } .post img { margin:0 0 5px 0; padding:4px; border:1px solid #ccc; } blockquote { margin:.75em 0; border:1px dotted #ccc; border-width:1px 0; padding:5px 15px; color:#666; } .post blockquote p { margin:.5em 0; } /* Comments ----------------------------------------------- */ #comments { margin:-25px 13px 0; border:1px dotted #ccc; border-width:0 1px 1px; padding:20px 0 15px 0; } #comments h4 { margin:0 0 10px; padding:0 14px 2px 29px; border-bottom:1px dotted #ccc; font-size:120%; line-height:1.4em; color:#333; } #comments-block { margin:0 15px 0 9px; } .comment-data { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 2px .3em; margin:.5em 0; padding:0 0 0 20px; color:#666; } .comment-poster { font-weight:bold; } .comment-body { margin:0 0 1.25em; padding:0 0 0 20px; } .comment-body p { margin:0 0 .5em; } .comment-timestamp { margin:0 0 .5em; padding:0 0 .75em 20px; color:#666; } .comment-timestamp a:link { color:#666; } .deleted-comment { font-style:italic; color:gray; } .paging-control-container { float: right; margin: 0px 6px 0px 0px; font-size: 80%; } .unneeded-paging-control { visibility: hidden; } /* Profile ----------------------------------------------- */ @media all { #profile-container { background:#cdc url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:0 0 15px; padding:0 0 10px; color:#345; } #profile-container h2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 15px .2em; margin:0; border-width:0; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#234; } } @media handheld { #profile-container { background:#cdc; } #profile-container h2 { background:none; } } .profile-datablock { margin:0 15px .5em; border-top:1px dotted #aba; padding-top:8px; } .profile-img {display:inline;} .profile-img img { float:left; margin:0 10px 5px 0; border:4px solid #fff; } .profile-data strong { display:block; } #profile-container p { margin:0 15px .5em; } #profile-container .profile-textblock { clear:left; } #profile-container a { color:#258; } .profile-link a { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_profile.gif") no-repeat 0 .1em; padding-left:15px; font-weight:bold; } ul.profile-datablock { list-style-type:none; } /* Sidebar Boxes ----------------------------------------------- */ @media all { .box { background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 15px; padding:10px 0 0; color:#666; } .box2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 13px 8px; } } @media handheld { .box { background:#fff; } .box2 { background:none; } } .sidebar-title { margin:0; padding:0 0 .2em; border-bottom:1px dotted #9b9; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#333; } .box ul { margin:.5em 0 1.25em; padding:0 0px; list-style:none; } .box ul li { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow_sm.gif") no-repeat 2px .25em; margin:0; padding:0 0 3px 16px; margin-bottom:3px; border-bottom:1px dotted #eee; line-height:1.4em; } .box p { margin:0 0 .6em; } /* Footer ----------------------------------------------- */ #footer { clear:both; margin:0; padding:15px 0 0; } @media all { #footer div { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; padding:8px 0 0; color:#fff; } #footer div div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #footer div { background:#456; } #footer div div { background:none; } } #footer hr {display:none;} #footer p {margin:0;} #footer a {color:#fff;} /* Feeds ----------------------------------------------- */ #blogfeeds { } #postfeeds { padding:0 15px 0; }

Sunday, 4 September 2016

Dampak Narkoba Bagi Kita

Beberapa hari ini suara - suara kontra hukuman mati terhadap gembong narkoba terdengar keras di media massa dan online, bahkan aksi demo damai pun dilakukan di Bundaran Hotel Indonesia. Lembaga keagamaan pun ikut menyuarakan protes, tak ketinggalan mantan Presiden Habibie berkirim surat kepada Presiden Jokowi. Belum lagi negara Kangguru pun ikut mengecam aksi hukuman mati dini hari tadi. Keberatan - keberatan tersebut semuanya diatasnamakan Hak Asasi Manusia dari para gembong narkoba. 

Sempat dalam pikiran saya terbesit, bagaimana perasaan keluarga - keluarga yang anak - anak mereka, anggota keluarga, keluarga besarnya yang terkena dampak narkoba, dalam hal ini terlibat sebagai pecandu atau pemadat tingkat berat. Sebuah keadaan yang sangat sulit untuk dihadapi, karena membutuhkan kesabaran hati, biaya, dan curahan kasih sayang yang luar biasa untuk menarik kembali para pecandu narkoba, disamping soal biaya pemulihan yang tidak sedikit. Narkoba sudah menjadi hantu yang menakutkan di negeri ini,sudah sepantasnya pemerintah memberlakukan "Darurat Narkoba", sebab hampir semua lapisan dan kelas di masyarakat sudah teracuni oleh narkoba. 

Catatan di media massa, pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 50 juta, sungguh mengerikan melihat kondisi ini, karena kurang lebih seperlima penduduk Indonesia sudah diterpa narkoba.  Apakah kita masih memberikan kelonggaran kepada produsen, pengedar narkoba? Mereka mampu meraup keuntungan bisnis yang spektakular, mencapai trilyunan, mereka bisa berpesta pora menikmati kenikmatan duniawi di atas penderitaan keluarga - keluarga yang anggotanya direnggut oleh narkoba. Hak untuk hidup dan mempunyai kehidupan yang berkualitas  juga dipunyai oleh para pencandu narkoba, tidak semestinya hak mereka terenggut oleh narkoba yang disebar oleh para penjahat tersebut. 

Ironis sekali bila kita membela HAM para pengedar narkoba, di sisi lain kita tidak memperhatikan HAM yang terkena dampak narkoba. Seperti diketahui lewat media massa, para pebisnis narkoba meski sudah dalam jeruji besi, aksi mereka tidaklah berhenti, bahkan merajalela meracuni lingkungan sekitar penjara, tidak hanya sesama tahanan tapi sampai PNS, yaitu sipir penjara. Pemerintah Indonesia, sebagai negara berdaulat tentu mempunyai pertimbangan tersendiri untuk menetapkan hukuman mati terhadap pengedar narkoba, secara fisik saja dampak narkoba juga ikut menggerogoti anggaran pemerintah, karena pemerintah harus menyedia pos anggaran untuk pemulihan pencandu narkoba, membayar tenaga medis yang melakukan detokfikasi, membangun rumah sakit khusus pencandu narkoba, membeli obat - obatan buat pemulihan para pecandu.  

Bila jumlah pengguna narkoba semakin banyak, tentunya anggaran yang dibutuhkan pun juga semakin membengkak. Apakah tidak sebaiknya pemborosan anggaran ditekan dan dialihkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Hal ini tidak terpikirkan oleh pembela gembong narkoba, sementara para penjahat tersebut bisa hidup mewah meski sudah dalam jeruji penjara. Uang haram mereka masih berlimpah untuk membeli fasilitas di dalam penjara, bahkan membeli loyalitas dari sipir yang seharusnya loyal kepada Undang - Undang, bukan kepada para tahanan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sigitbc/apakah-kita-memikirkan-dampak-narkoba-di-negeri-ini_579afecc22afbda90edd71f2

Labels:

1 Comments:

At 25 September 2016 at 09:53 , Blogger Lady Mia said...

This comment has been removed by a blog administrator.

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home