Pemberdayaan Hasil Laut Melalui e-Commerce

Sempat terpikirkan dalam benak saya, Indonesia adalah negara maritim, dimana luas laut lebih besar dari daratan. Laut Indonesia menyimpan beragam kekayaan hayati, tak hanya  ikan , tapi juga flora yang tumbuh di dalam dasar laut. Laut Indonesia sedemikian kaya, baik flora dan faunanya tapi juga pemandangan eksotis bawah laut , pesisir pantai, gelombang / ombak laut adalah komoditas laut kita. 

Ribuan nelayan tiap hari melaut untuk menjala  hasil laut,  karena tehnologi yang sederhana, mereka tidak bisa fokus untuk jenis ikan tertentu, maka apapun yang terjaring di rajutan jala, mereka naikan ke kapal. Di tempat pasar ikan atau Tempat Pelelangan Ikan (TPI), ikan - ikan itu  akan dipilah - pilah berdasarkan jenisnya, lalu disalurkan kepada pembeli.  Pada prakteknya, TPI tidak dapat menyalurkan semua  ikan hasil laut nelayan, bisa jadi karena pembeli terbatas atau di wilayah itu jenis - jenis ikan tertentu kurang diminati oleh pembeli. 

Presiden Joko Widodo diawal pemerintahannya pernah menggagas pembangunan gudang es (cold storage) berskala besar untuk menampung  di sentra - sentra perikanan . Kementerian Kelautan dan Perikanan kabarnya telah mencanangkan pembangunan  gudang es (cold storage)  di 58 titik di sentra - sentra nelayan. Pada periode sebelumnya, telah dibangun 70 gudang es (cold storage) di berbagai wilayah termasuk Jakarta. Untuk mendukung kegiatan tersebut, juga disiapkan kendaraan dengan berpendingin es beroda 6 dan 10  untuk mengangkut hasil laut dari TPI ke gudang es, sebagai dukungannya, KKP juga akan membangunan 38 pabrik - pabrik es yang lokasinya tersebar. Managemen logistik yang rapi  didukung pergudangan dan  transportasi yang memadai menjadi prasyarat distribusi produk perikanan agar kualitas hasil perikanan tidak turun kualitasnya saat terjadi perpindahan dari satu titik ke titik yang lain.  

Menarik sekali upaya pemerintah lewat KKP untuk menfasilitasi pemasaran hasil laut nasional yang diintegrasikan dengan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN), lalu pertanyaannya, "Bagaimana mendorong peningkatan penjualan secara nasional hasil laut kita tidak hanya untuk pasar domestik tapi juga manca negara?"  Pendekatan pemasaran berbasis platform online adalah jawabannya. Cina sukses memasarkan semua hasil industri lewat online, baik dengan metode Bussines 2 Bussines (B2B), Bussines 2 Comsumers (B2C). Alibaba adalah contoh sukses dari metode pemasaran global produk - produk dari Cina daratan, apa pun yang dihasilkan oleh pabrikan dari Cina Daratan dipasarkan di situs ini. 

Tentunya situs ini bukan satu - satu alat untuk melakukan pemasaran, pendekatan pemasaran tradisional juga dilakukan oleh perusahaan - perusahaan dari Cina. Namun dengan pemasaran online ini yang didukung oleh data spesifikasi, stok dan kapasitas produksi memberikan gambaran lebih terang kepada calon pembeli terhadap barang yang akan dibeli. Kedigdayaan  platform online  Alibaba sangat luar biasa, dalam berita ekonomi situs Okezone bulan November 2014, situs ini mampu meraup omzet 113, 36 trilyun (USD93 miliar)  dalam satu hari.   Keberadaan cold storage di basis - basis produksi perikanan menjadi modal menjanjikan untuk memasarkan produk hasil laut kita secara global, tentu dengan dukungan sistim database online yang memonitor secara real-time lalu lintas barang masuk dan keluar di tiap gudang es (cold storage). Dengan begitu, admin akan mengetahui stok tiap gudang es, apa yang paling laku dan apa yang kurang laku, sehingga pemetaan permintaan dan penawaran bisa dilakukan secara cepat dan tepat.

Barang yang kurang laku di suatu daerah bisa segera dikirimkan ke daerah yang  membutuhkan demikian sebaliknya. Untuk pemasaran produk - produk perikanan unggulan seperti ikan tuna, udang dan ikan - ikan lainnya pun bisa di manage dengan baik, keberadaan database yang bersumber dari database tiap cold storage menjadi acuan untuk mengukur kekuatan ekspor hasil perikanan unggulan kita. Permintaan global terhadap hasil laut Indonesia  sangat besar, terutama dari negara - negara (Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa)  yang secara tradisional mengimpor dari ikan tuna dari Indonesia. Padahal hasil laut Indonesia tidak hanya berupa ikan tuna, masih banyak jenis - jenis ikan dari lautan Indonesia yang bisa dipasarkan ke luar negeri, tapi semua bergantung bagaimana cara kita memasarkan. Dalam ilmu pemasaran ada dua pendekatan, pertama:  kita memasarkan produk berdasarkan permintaan konsumen, kedua: mendorong konsumen membutuhkan produk yang kita jual. Semoga bermanfaat

Labels:

body { background:#aba; margin:0; padding:20px 10px; text-align:center; font:x-small/1.5em "Trebuchet MS",Verdana,Arial,Sans-serif; color:#333; font-size/* */:/**/small; font-size: /**/small; } /* Page Structure ----------------------------------------------- */ /* The images which help create rounded corners depend on the following widths and measurements. If you want to change these measurements, the images will also need to change. */ @media all { #content { width:740px; margin:0 auto; text-align:left; } #main { width:485px; float:left; background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:15px 0 0; padding:0 0 10px; color:#000; font-size:97%; line-height:1.5em; } #main2 { float:left; width:100%; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_main_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 0 0; } #main3 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/rails_main.gif") repeat-y; padding:0; } #sidebar { width:240px; float:right; margin:15px 0 0; font-size:97%; line-height:1.5em; } } @media handheld { #content { width:90%; } #main { width:100%; float:none; background:#fff; } #main2 { float:none; background:none; } #main3 { background:none; padding:0; } #sidebar { width:100%; float:none; } } /* Links ----------------------------------------------- */ a:link { color:#258; } a:visited { color:#666; } a:hover { color:#c63; } a img { border-width:0; } /* Blog Header ----------------------------------------------- */ @media all { #header { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 0; padding:8px 0 0; color:#fff; } #header div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #header { background:#456; } #header div { background:none; } } #blog-title { margin:0; padding:10px 30px 5px; font-size:200%; line-height:1.2em; } #blog-title a { text-decoration:none; color:#fff; } #description { margin:0; padding:5px 30px 10px; font-size:94%; line-height:1.5em; } /* Posts ----------------------------------------------- */ .date-header { margin:0 28px 0 43px; font-size:85%; line-height:2em; text-transform:uppercase; letter-spacing:.2em; color:#357; } .post { margin:.3em 0 25px; padding:0 13px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px 0; } .post-title { margin:0; font-size:135%; line-height:1.5em; background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow.gif") no-repeat 10px .5em; display:block; border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; padding:2px 14px 2px 29px; color:#333; } a.title-link, .post-title strong { text-decoration:none; display:block; } a.title-link:hover { background-color:#ded; color:#000; } .post-body { border:1px dotted #bbb; border-width:0 1px 1px; border-bottom-color:#fff; padding:10px 14px 1px 29px; } html>body .post-body { border-bottom-width:0; } .post p { margin:0 0 .75em; } p.post-footer { background:#ded; margin:0; padding:2px 14px 2px 29px; border:1px dotted #bbb; border-width:1px; border-bottom:1px solid #eee; font-size:100%; line-height:1.5em; color:#666; text-align:right; } html>body p.post-footer { border-bottom-color:transparent; } p.post-footer em { display:block; float:left; text-align:left; font-style:normal; } a.comment-link { /* IE5.0/Win doesn't apply padding to inline elements, so we hide these two declarations from it */ background/* */:/**/url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } html>body a.comment-link { /* Respecified, for IE5/Mac's benefit */ background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 0 45%; padding-left:14px; } .post img { margin:0 0 5px 0; padding:4px; border:1px solid #ccc; } blockquote { margin:.75em 0; border:1px dotted #ccc; border-width:1px 0; padding:5px 15px; color:#666; } .post blockquote p { margin:.5em 0; } /* Comments ----------------------------------------------- */ #comments { margin:-25px 13px 0; border:1px dotted #ccc; border-width:0 1px 1px; padding:20px 0 15px 0; } #comments h4 { margin:0 0 10px; padding:0 14px 2px 29px; border-bottom:1px dotted #ccc; font-size:120%; line-height:1.4em; color:#333; } #comments-block { margin:0 15px 0 9px; } .comment-data { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_comment.gif") no-repeat 2px .3em; margin:.5em 0; padding:0 0 0 20px; color:#666; } .comment-poster { font-weight:bold; } .comment-body { margin:0 0 1.25em; padding:0 0 0 20px; } .comment-body p { margin:0 0 .5em; } .comment-timestamp { margin:0 0 .5em; padding:0 0 .75em 20px; color:#666; } .comment-timestamp a:link { color:#666; } .deleted-comment { font-style:italic; color:gray; } .paging-control-container { float: right; margin: 0px 6px 0px 0px; font-size: 80%; } .unneeded-paging-control { visibility: hidden; } /* Profile ----------------------------------------------- */ @media all { #profile-container { background:#cdc url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_bot.gif") no-repeat left bottom; margin:0 0 15px; padding:0 0 10px; color:#345; } #profile-container h2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_prof_top.gif") no-repeat left top; padding:10px 15px .2em; margin:0; border-width:0; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#234; } } @media handheld { #profile-container { background:#cdc; } #profile-container h2 { background:none; } } .profile-datablock { margin:0 15px .5em; border-top:1px dotted #aba; padding-top:8px; } .profile-img {display:inline;} .profile-img img { float:left; margin:0 10px 5px 0; border:4px solid #fff; } .profile-data strong { display:block; } #profile-container p { margin:0 15px .5em; } #profile-container .profile-textblock { clear:left; } #profile-container a { color:#258; } .profile-link a { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_profile.gif") no-repeat 0 .1em; padding-left:15px; font-weight:bold; } ul.profile-datablock { list-style-type:none; } /* Sidebar Boxes ----------------------------------------------- */ @media all { .box { background:#fff url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_top.gif") no-repeat left top; margin:0 0 15px; padding:10px 0 0; color:#666; } .box2 { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_side_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 13px 8px; } } @media handheld { .box { background:#fff; } .box2 { background:none; } } .sidebar-title { margin:0; padding:0 0 .2em; border-bottom:1px dotted #9b9; font-size:115%; line-height:1.5em; color:#333; } .box ul { margin:.5em 0 1.25em; padding:0 0px; list-style:none; } .box ul li { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/icon_arrow_sm.gif") no-repeat 2px .25em; margin:0; padding:0 0 3px 16px; margin-bottom:3px; border-bottom:1px dotted #eee; line-height:1.4em; } .box p { margin:0 0 .6em; } /* Footer ----------------------------------------------- */ #footer { clear:both; margin:0; padding:15px 0 0; } @media all { #footer div { background:#456 url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_top.gif") no-repeat left top; padding:8px 0 0; color:#fff; } #footer div div { background:url("https://resources.blogblog.com/blogblog/data/rounders/corners_cap_bot.gif") no-repeat left bottom; padding:0 15px 8px; } } @media handheld { #footer div { background:#456; } #footer div div { background:none; } } #footer hr {display:none;} #footer p {margin:0;} #footer a {color:#fff;} /* Feeds ----------------------------------------------- */ #blogfeeds { } #postfeeds { padding:0 15px 0; }

Monday, 3 October 2016

Pemberdayaan Hasil Laut Melalui e-Commerce

Sempat terpikirkan dalam benak saya, Indonesia adalah negara maritim, dimana luas laut lebih besar dari daratan. Laut Indonesia menyimpan beragam kekayaan hayati, tak hanya  ikan , tapi juga flora yang tumbuh di dalam dasar laut. Laut Indonesia sedemikian kaya, baik flora dan faunanya tapi juga pemandangan eksotis bawah laut , pesisir pantai, gelombang / ombak laut adalah komoditas laut kita. 

Ribuan nelayan tiap hari melaut untuk menjala  hasil laut,  karena tehnologi yang sederhana, mereka tidak bisa fokus untuk jenis ikan tertentu, maka apapun yang terjaring di rajutan jala, mereka naikan ke kapal. Di tempat pasar ikan atau Tempat Pelelangan Ikan (TPI), ikan - ikan itu  akan dipilah - pilah berdasarkan jenisnya, lalu disalurkan kepada pembeli.  Pada prakteknya, TPI tidak dapat menyalurkan semua  ikan hasil laut nelayan, bisa jadi karena pembeli terbatas atau di wilayah itu jenis - jenis ikan tertentu kurang diminati oleh pembeli. 

Presiden Joko Widodo diawal pemerintahannya pernah menggagas pembangunan gudang es (cold storage) berskala besar untuk menampung  di sentra - sentra perikanan . Kementerian Kelautan dan Perikanan kabarnya telah mencanangkan pembangunan  gudang es (cold storage)  di 58 titik di sentra - sentra nelayan. Pada periode sebelumnya, telah dibangun 70 gudang es (cold storage) di berbagai wilayah termasuk Jakarta. Untuk mendukung kegiatan tersebut, juga disiapkan kendaraan dengan berpendingin es beroda 6 dan 10  untuk mengangkut hasil laut dari TPI ke gudang es, sebagai dukungannya, KKP juga akan membangunan 38 pabrik - pabrik es yang lokasinya tersebar. Managemen logistik yang rapi  didukung pergudangan dan  transportasi yang memadai menjadi prasyarat distribusi produk perikanan agar kualitas hasil perikanan tidak turun kualitasnya saat terjadi perpindahan dari satu titik ke titik yang lain.  

Menarik sekali upaya pemerintah lewat KKP untuk menfasilitasi pemasaran hasil laut nasional yang diintegrasikan dengan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN), lalu pertanyaannya, "Bagaimana mendorong peningkatan penjualan secara nasional hasil laut kita tidak hanya untuk pasar domestik tapi juga manca negara?"  Pendekatan pemasaran berbasis platform online adalah jawabannya. Cina sukses memasarkan semua hasil industri lewat online, baik dengan metode Bussines 2 Bussines (B2B), Bussines 2 Comsumers (B2C). Alibaba adalah contoh sukses dari metode pemasaran global produk - produk dari Cina daratan, apa pun yang dihasilkan oleh pabrikan dari Cina Daratan dipasarkan di situs ini. 

Tentunya situs ini bukan satu - satu alat untuk melakukan pemasaran, pendekatan pemasaran tradisional juga dilakukan oleh perusahaan - perusahaan dari Cina. Namun dengan pemasaran online ini yang didukung oleh data spesifikasi, stok dan kapasitas produksi memberikan gambaran lebih terang kepada calon pembeli terhadap barang yang akan dibeli. Kedigdayaan  platform online  Alibaba sangat luar biasa, dalam berita ekonomi situs Okezone bulan November 2014, situs ini mampu meraup omzet 113, 36 trilyun (USD93 miliar)  dalam satu hari.   Keberadaan cold storage di basis - basis produksi perikanan menjadi modal menjanjikan untuk memasarkan produk hasil laut kita secara global, tentu dengan dukungan sistim database online yang memonitor secara real-time lalu lintas barang masuk dan keluar di tiap gudang es (cold storage). Dengan begitu, admin akan mengetahui stok tiap gudang es, apa yang paling laku dan apa yang kurang laku, sehingga pemetaan permintaan dan penawaran bisa dilakukan secara cepat dan tepat.

Barang yang kurang laku di suatu daerah bisa segera dikirimkan ke daerah yang  membutuhkan demikian sebaliknya. Untuk pemasaran produk - produk perikanan unggulan seperti ikan tuna, udang dan ikan - ikan lainnya pun bisa di manage dengan baik, keberadaan database yang bersumber dari database tiap cold storage menjadi acuan untuk mengukur kekuatan ekspor hasil perikanan unggulan kita. Permintaan global terhadap hasil laut Indonesia  sangat besar, terutama dari negara - negara (Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa)  yang secara tradisional mengimpor dari ikan tuna dari Indonesia. Padahal hasil laut Indonesia tidak hanya berupa ikan tuna, masih banyak jenis - jenis ikan dari lautan Indonesia yang bisa dipasarkan ke luar negeri, tapi semua bergantung bagaimana cara kita memasarkan. Dalam ilmu pemasaran ada dua pendekatan, pertama:  kita memasarkan produk berdasarkan permintaan konsumen, kedua: mendorong konsumen membutuhkan produk yang kita jual. Semoga bermanfaat

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home